1. Konsep sehat dipandang dari sudut fisik secara individu
Kosep sehat secara fisik dan bersifat individu ialah seseorang dikatakan sehat bila semua organ tubuh dapat berfungsi dengan baik dan dapat berfungsi dalam batas-batas normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin.
2. Konsep sehat di pandang dari sudut ekologi
Konsep sehat berdasarkan ekologi ialah sehat berarti proses penyesuaian antara individu dengan lingkungannya. Proses ini berjalah terus menerus dan berubah-ubah sesuai dengan perubahan lingkungan yang mengubah keseimbangan ekologi dan untuk mempertahankan kesehatannya orang dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dari 2 konsep kesehatan yang telah di jelaskan, kesehatan bukan hanya sekedar sehat secara fisik. Tetapi juga harus sehat secara sudut pandang ekologi atau dapat disebut juga sebagai kesehatan mental. Ada beberapa pengertian tentang kesehatan mental. Saya mencoba mengkaji beberapa definisi kesehatan mental dari beberapa buku yang saya baca, diantaranya adalah : Kesehatan mental adalah terhindarnya individu dari simtom-simtom neurosis dan psikosis; kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sndri, dengan orang lain, dan masyarakat di mana ia hidup.
Kesimpulan dari beberapa definisi diatas adalah orang yang bermental sehat adalah orang yang dapat menguasai segala faktor dalam hidupnya sehingga ia dapat mengatasi kekalutan mental sebagai akibat dari tekanan-tekanan perasaan dan hal-hal yang menimbulkan frustasi.
Selain konsep kesehatan saya juga akan mencoba mengkaji tentang dimensi kesehatan. Menurut beberapa ahli yang ada di WHO, dimensi kesehatan mempunyai 4 dimensi sehat diantaranya adalah:
1. Sehat secara fisik
2. Sehat secara psikologis
3. Sehat secara sosial
4. Sehat secara spiritual
Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
A. MASA PRA ILMIAH
Seperti juga psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia, dan memiliki usia sejak adanya manusia di dunia, maka masalah kesehatan jiwa itupun telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu dalam bentuk pengetahuan yang sederhana.
Beratus-ratus tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan
B. MASA ILMIAH
Masa selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam di Eropa.
Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam. Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa sembuh.
PERKEMBANGAN MANUSIA
a. Perkembangan manusia menurut teori dari Freud
Tahap perkembangan menurut sigmund freud terdiri dari 5 tahap perkembangan. Biasanya lebih sering disebut psikoseksual karena berhubungan dengan tingkat kepuasan dalam seks yang diukur dari tingkat kepuasan libido pada masing-asing tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah :
- Fase Oral
Fase ini terjadi ketika manusia berusia 0-1 tahun. Tingkat kepuasan seks pada usia ini terletak di organ mulut. Karena mulut adalah organ pertama yang memberikan kenikmatan pada anak, maka tahap perkembangan infantil pertama dalam pandangan Freud adalah tahap oral. Tujuan seksual dari aktifitas oral ini adalah memasukan kedalam tubuh pilihan objek instingtual, yakni puting susu. Pada tahap respetif-oral ini, bayi tidak mengalami frustasi dan kecemasan jika kepuasan libidonya di penuhi oleh sang ibu. - Fase Anal
Pada fase yang kedua ini manusia mengalami kepuasan seks pada usia 1-3 tahun, tingkat kepuasan seks pada tahap ini adalah ketika anus muncul sebagai daerah secara seksual yang menyenangkan. Karena pada tahap ini kepuasan yang diperoleh melalui tingkah laku agresif dan eliminasi. Anak mencapai kepuasan seks atau mencapai libido yang menyenangkan ketika anak menahan Buang Air Besar, karena anak menikmati rasa sakit yang dirasakan ketika menahan Buang Air Besar. - Fase Falik
Pada usia 3 - 5 tahun, anak memasuki tahap perkembangan ke tiga perkembangan infantil, yaitu tahap falik, suatu periode di mana daerah genital menjadi daerah erogen yang utama. Tahap ini mengalami perbedaan antara tahap anak laki-laki dan tahap anak perempuan, yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan anatomi diantara 2 jenis kelamin.
- Anak laki-laki
A. Kompleks Oedipus laki-laki
Freud beranggapan bahwa sebelum tahap falik seorang anak laki-laki mengadakan identifikasi dengan ayahnya, yakni ingin menjadi ayahnya. Kemudian anak itu mengembangkan hasrat seksual terhadap ibunya yaitu ingin memiliki ibunya.Hal ini bisa menimbulkan rasa cemburu kepada ayahnya sendiri.
B. Kecemasan Kastrasi pada anak laki-laki
Freud berpendapat bahwa kecemasan kastrasi dialami semua anak laki-laki, mereka secara pribadi merasa terancam oleh pemotongan penis atau pertumbuhannya diperlambat.
- Anak perempuan
A. Kompleks Oedipus perempuan
Sebelum mengalami kecemasan kastrasi anak perempuan juga mengidentifikasi ibunya, yakni ingin menjadi seperti ibunya. Dan kemudian memunculkan hasrat seksual terhadap ayahnya dan ingin memiliki ayahnya tanpa terhalang figur sang ibu. Pada tahap ini anak perempuan juga dapat memiliki rasa cemburu terhadap ibunya sendiri.
B. Kecemasan Kastrasi pada anak perempuan
Freud berpendapat kecemasan kastrasi yang dialami oleh perempuan lebih rumit dibandingkan oleh laki-laki. Perempuan mengalami rasa iri kepada laki-laki yang memiliki penis. Pengalaman iri terhadap penis ini sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian perempuan. Tidak seperti kecemasan kastrasi pada anak laki-laki yang dapat dengan cepat direpresikan, iri terhadap penis dapat terjadi selama bertahun-tahun.
- Anak laki-laki
Tahap ini terjadi pada usia 5- 12 tahun. Pada tahap ini anak akan melakukan supresi atau menekan keinginan yang terjadi pada tahap sebelumnya seperti menekan keinginannya untuk memiliki ayah atau ibunya dan menekan rasa kecemasan kastrasi terhadap alat kelaminnya. Bila supresi sempurna maka akan lanjut pada tahap laten, tahap laten ini libido di sublimasikan sekarang memperlihatkan dirinya dalam prestasi sosial dan budaya, seperti pekerjaan sekolah dan perkembangan persahabatan. Pada tahap ini anak akan membentuk sebuah keompok pertemanan yang mengutamkan gender atau jenis kelamin, dan sering disebut sebagai tahap perkembangan homoseksual alami.
5. Fase Genital
Tahap ini adalah tahap terakhir yang dikemukakan oleh freud. Tahap ini mulai terjadi pada masa awal remaja (≥12 tahun), pada tahap ini anak mengalami tahapan yang bereda dari masa infantil. Pertama, anak remaja menghentikan autoerotikisme dan mengarahkan energi seksualnya kepada orang lain, bukan kepada diri sendiri. Kedua, reproduksi sekarang menjadi suatu kemungkinan. Ketiga, meskipun iri terhadap penis kemungkinan masih ada, namun vagina bagi anak perempuan akhirnya emperoleh status yang sama dengan penis. Pada tahap ini anak laki-laki melihat organ perempuan sebagai objek yang dicari, bukan sebagai ancaman traumatik. Keempat keseluruhan insting seksual mendapat organisasi yang lebih lengkap dan bagian-bagian insting telah beroperasi secara lepas.
Demikianlah tahapan perkembangan menurut Sigmund Freud. Freud mengidentifikasi perkembangan berdasarkan kepuasan seksual yang terjadi pada manusia umum. Freud beranggapan jika ada salah satu perkembangan seksual yang tidak terlewati dengan baik, maka akan mempengaruhi thapan perkembangan selanjutnya.
b. Perkembangan manusia menurut teori dari Ericson
Berbeda dengan Freud yang membahas perkembangan manusia berdasarkan tahapan seksual. Ericson membahas perkembangan manusia berdasrkan tahapan-tahapan sosial yang di alami manusia itu sendiri. Erikson mendasarkan teori perkembangannya pada pengaruh sosial budaya di lingkungan individu. Terselesaikannya krisis pada setiap tahap akan mempengaruhi perkembangan individu. Bagi Erikson, krisis bukanlah malapetaka, melainkan suatu titik tolak. Perkembangan psikososial Erikson dibagi menjadi delapan tahap, yaitu sebagai berikut :
- Kepercayaan Dasar vs Kecurigaan Dasar (0 – 1 tahun)
Kebutuhan akan rasa aman di perlukanndalam tahap ini. Bila rasa aman terpenuhi, maka anak akan mengembangkan rasa kepercayaan. Tetapi, sebaliknya jika anak merasa tidak nyaman, maka akan mengembangkan perasaan tidak percaya.
- Otonomi vs Malu dan Ragu-ragu (2 – 3 tahun)
Pada tahap kedua ini, Anak mulai mengembangkan dirinya, namun jika anak tidak mampu untuk mengembangkan dirinya akan timbul rasa malu dan ragu untuk melakukannya. - Inisiatif vs Kesalahan (3 – 6 tahun)
Selanjutnya tahap ketiga, jika pada tahap sebelumnya anak dapat berkembang dengan baik maka anak mulai mau untuk mencoba hal-hal baru dalam hidupnya (inisiatif), tetapi jika dia gagal atau tidak mampu dia akan menjadi rasa bersalah pada dirinya. - Kerajinan vs Inferioritas (6 – 11 tahun)
Pada tahap keempat anak memasuki usia sekolah maka pada tahap ini anak mulai melakukan suatu percobaan atau mulai membuat suatu inovasi yang dikembangkan dari pikirannya. - Identitas vs Kekacauan Identitas (mulai 12 tahun)
Pada tahap kelima anak ulai memasuki usia remaja atau mengalami pubertas. dalam tahap ini anak akan mencari identitas yang sesuai menurut pribadi sang anak tersebut. jika anak gagal dalam melakukan tahap ini maka si anak akan mengalami kekaburan identitas atau kekacauan identitas.
- Keintiman vs Isolasi (dewasa awal)
Selanjutnya pada tahap ke enam setelah melewati tahap pencarian identitas anak atau individu yang mulai meranjak dewasa awal akan mencoba untuk membuat suatu komitmen dalam hidupnya, baik komitmen dengan lawan jenis maupun komitmen hidupnya di masa depan. Apabila individu tidak dapat atau tidak sanggup berintimasi menyebabkan indiviu akan tertutup atau memisahkan dirinya dengan orang lain .
- Generativitas vs Stagnasi (dewasa tengah)
Pada tahap ini, krisis yang dihadapi individu adalah Individu sudah mampu membangun dan membimbing anak-anaknya kelak. Dan juga ,hasil produk atau kerajinan inovasi yang telah dia kerjakan dapat di terima dan mendapatkan suatu reward. Kebalikannya, jika individu tidak berhasil maka akan menyebabkan rasa tidak percaya diri - Integritas vs Keputusasaan
Pada masa ini, individu akan mereview masa lalunya. Keberhasilan di masa lalu akan menimbulkan kepuasan. Sedangkan jika ia merasa semuanya gagal, akan timbul kekecewaan yang mendalam.
KEPRIBADIAN SEHAT
setiap manusia yang ada di bumi ini ingin hidup sehat. Kepribadian yang sehat adalah kepribadian yang mampu menyeimbangkan setiap aspek-aspek kepribadiannya, yang mampu menyesuaikan dengan lingkungannya, tanpa terseret arus lingkungan yang tidak sesuai dengan kepribadiannya. Beberapa rumusan mengenai kriteria pribadi-pribadi yang sehat, antara lain adalah :
1. Memiliki motivasi yang kuat untuk berkembang
2. Memiliki sikap hati dan pola berfikir yang positiv
3. Memiliki keseimbangan dalam berfikir dan berperasaan serta dalam berkehendak
4. Memiliki cita-cita yang riil dan rasional
5. Memmiliki kemerdekaan pribadi
6. Memiliki kemampuan untuk mengaktualisasi diri
7. Memiliki semngat hidup yang aktif dan produktif
8. Memiliki harga diri yang baik dan sehat
9. Memiliki tanggung jawab terhadap hidup dan keberadaan diri
10. Memiliki jati diri yang autentik, jujur, dan terbuka
Kepribadian sehat menurut Abraham Maslow
Menurut Abraham Maslow, pribadi sehat adalah pribadi yang mampu mengaktualisasikan diri. Bagi Maslow, motivasi seseorang untuk aktualisasi diri bagi pribadi yang sehat tidak hanya didasarkan oleh kebutuhan-kebutuhan untuk memenuhi kekurangannya, tetapi oleh nilai-nilai hidup termasuk kebenaran, keindahan,kebijaksanaan,kedamaian, kesatuan, dll. Nilai-nilai ini menjadi sumber yang mengembangkan kepribadian yang sehat.
Demikaian ulasan tentang kpribadian yang sehat. Bila terjadi kesalahan mohon di maafkan. Sekian dan terima kasih.
Hall, C.S., dan Lindzey, G. (1993). Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius.
Yustinus ofm. (2010). Teori Kepribadian dan Psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Penerbit Kanisius (anggota IKAPI).
Riyanto, theo FIC,. (2010). Jadikan Dirimu Bahagia. Yogyakarta : Penerbit Kanisius (anggota IKAPI).
Zainul S.T, Ust.Zen. (2007). Kekuatan Metode Lafidzi sehat dengan olah lahir, pikir, dan dzikir. Tanggerang : Qultum Media.
Dudiarto, Dr.Eko, anggraeni, Dr.Dewi. (2003). Pengantar Epidemologi edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Kartono, Dr. Kartini. (1989). Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam, Bandung: CV. Mandar Maju.
0 komentar:
Posting Komentar