Harapan ku ketika aku bertemu lagi denganmu,
AKU BERHARAP kamu mau jadi teman baikku seperti saat aku dan kamu duduk di bangku sekolah Menengah Pertama. Ketika itu aku hanya lach teman yang sekedar kau kenal, lambat laun aku dan kamu menjadi teman yang saling berbagi. Berbagi dalam makanan, minuman bahkan cerita duka mu adalah cerita duka ku. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Aku yang hanya bisa diam melihat kamu melambaikan tangan dalam arti yang menyedihkan, lambaian tangan yang mengartikan sebuah perpisahan yang harus aku hadapi.
tak terhenti langkah kaki mu dan hembusan nafasmu berlari menjauh dari ku. Tanpa kata dan tanpa pelukan tak sadar kamu pun semakin menjauh. Penyesalan takkan ada lagi arti.
AKU BERHARAP kamu akan menoleh dan berlari untukku.
Harapan hanyalah impian bagi ku, kamu tak pernah menoleh ataupun berlari mendekati ku.
kamu asik dengan masa remaja mu, kamu bahkan tak pernah mengingat ku.
Aku di dunia ku, dan kamu di dunia mu. tak pernah saling menyapa meski hanya di dunia maya, tak pernah saling bertemu meski hanya dalam mimpimu. kamu begitu terbuai dengan kisah cintamu di masa remaja yang ada di dunia mu. Sedangkan aku sibuk menata hati dan belajar berdiri tanpamu disisi ku. Selama aku menata hati, aku tak pernah berhenti berharap. AKU BERHARAP kamu akan muncul di depan mata ku, meski hanya ucapan "hay.." yang ku tunggu.
Masa penantian itu hampir berlalu, tapi aku begitu terbuai menunggumu meski aku tak pernah tau kapan penantian kan berlalu.
Empat tahun tanpa kabar dari mu.
Malam itu aku terpanah, seakan usai sudah penantian ku. Aku melihat mu berdiri tegak di depan rumahku, dengan raut wajah yang sama ketika kulihat dulu. tak banyak perubahan dari fisik mu. Kamu masih terlihat manis dengan bulu mata yang lentik, masih terlihat tampan dengan hidungmu yang mancung itu.
bersambung......
skip to main |
skip to sidebar